Senin, 05 November 2012

Rasio keuangan


1.      Pendahuluan
Rasio financial atau Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas). Selain itu, juga bisa digunakan untuk interpretasi terhadap data financial dari perusahaan bersangkutan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa yang akan datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Laporan keuangan dibuat agar dapat digunakan dalam suatu kegunaannya yang sangat penting adalah dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown (2004;107) : “Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan”.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati – hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.
Menurut Kown (2004:108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan berikut yaitu :
1.      Bagaimanakah likuiditas perusahaan?
2.      Apakah manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva?
3.      Bagaimanakah perusahaan didanai?
4.      Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pembelian yang cukup?




2.      Pembahasan
Sebagai salah satu bentuk informasi yang relevan dan kegunaannya yang efektif dalam menganalisa rasio dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan analisa, penganalisa dapat menggunakan dua macam perbandingan yaitu :
1.      Membandingkan rasio sekarang dengan rasio – rasio yang lalu atau dengan rasio – rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama,
2.      Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio – rasio yang sejenis dengan perusahaan lain yang sejenis, dan pada waktu yang sama.
Menurut sumber datanya Van Horne (2005:234) : Angka rasio dapat dibedakan atas:
1.      Rasio – rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yaitu rasio – rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total       asset ratio dan lain sebagainya.
2.      Rasio – rasio laporan laba rugi (Income Statement Ratio), yaitu data yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.
3.      Rasio – rasio antar laporan keuangan (Intern Statement Ratio) , ialah rasio – rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang berasal dari income statement, misalnya asset turnover, inventory turnover, receivable inventory, dan sebagainya.

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering digunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage), dan Rasio Rentabilitas.

1.      Rasio Likuiditas (Liquidity Rasio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :

1.      Current Ratio (Rasio Lancar)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, current ratio dapat dihitung dengan rumus berikut :

Current Ratio = Aktiva Lancar
                          Hutang Lancar

2.      Quick Ratio (Rasio Cepat)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick ratio dapat dihitung denga rumus berikut :

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
                                 Utang Lancar

3.      Cash Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank. Cash Ratio dapat dihitung dengan rumus berikut :

 Cash Ratio = Kas + Efek
                      Utang Lancar

2.      Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio ini disebut juga Ratio Leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini menunjukan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun rasio yang tergabung dalam rasio leverage adalah :

1.      Total Debt to Equity Ratio (Rasio Utang terhadap Ekuitas)
Merupakan perbandingan antara utang – utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, serta kemampuan untuk memenuhi kewajibannya.  Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

Total Debt to Equity Ratio = Total Utang
                                                  Modal

2.      Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Utang terhadap Total Aktiva)
Rasio ini merupakan perbandingan antara utang lancar dan utang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh utang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut :

Total Debt to Total Asset Ratio = Total Utang
                                                      Total Aktiva

3.  Rasio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang dihasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam rasio ini adalah:




1.      Gross Profit Margin (MarginLaba Kotor)
Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan dengan tingkat penjualan. Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat diukur dengan rumus berikut :

GPM = Laba Kotor
             Penjualan bersih

2.      Net Profit Margin
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus berikut :

NPM = Laba Setelah Pajak
              Penjualan bersih

3.      Return On Asset
Juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.

RoA =    E B I T
           Total Aktiva

4.      Return On Equity
Sering disebut dengan rate of return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT. Rumus yang digunakan adalah :

RoE =               E A T
Modal Sendiri

5.      Return On Investment
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah :

RoI =         E A T
                 Investasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar