1. Pendahuluan
Rasio financial atau Rasio
keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja
suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos
laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas). Selain itu, juga bisa digunakan
untuk interpretasi terhadap data financial dari perusahaan bersangkutan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan
untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau
pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa yang akan
datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi,
yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan
tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan
keuangan.
Laporan keuangan dibuat agar
dapat digunakan dalam suatu kegunaannya yang sangat penting adalah dalam
menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown (2004;107) : “Hasil
dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan
rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan”.
Analisis rasio keuangan
menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya.
Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan
dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.
Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti
dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya
memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan
pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen
perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis
kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta
penelitian-penelitian industri.
Meskipun analisis rasio mampu
memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan
kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang
membutuhkan kehati – hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam
perusahaan tersebut.
Menurut Kown (2004:108) : Rasio
keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan berikut
yaitu :
1.
Bagaimanakah
likuiditas perusahaan?
2.
Apakah
manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva?
3.
Bagaimanakah
perusahaan didanai?
4.
Apakah
pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pembelian yang cukup?
2. Pembahasan
Sebagai salah satu bentuk
informasi yang relevan dan kegunaannya yang efektif dalam menganalisa rasio
dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan analisa, penganalisa dapat
menggunakan dua macam perbandingan yaitu :
1.
Membandingkan
rasio sekarang dengan rasio – rasio yang lalu atau dengan rasio – rasio yang
diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama,
2.
Membandingkan
rasio perusahaan dengan rasio – rasio yang sejenis dengan perusahaan lain yang
sejenis, dan pada waktu yang sama.
Menurut
sumber datanya Van Horne (2005:234) : Angka rasio dapat dibedakan atas:
1.
Rasio
– rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yaitu rasio – rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current
asset to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.
2.
Rasio
– rasio laporan laba rugi (Income Statement Ratio), yaitu data yang disusun
dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net
margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.
3.
Rasio
– rasio antar laporan keuangan (Intern Statement Ratio) , ialah rasio – rasio
yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang berasal
dari income statement, misalnya asset turnover, inventory turnover, receivable
inventory, dan sebagainya.
Rasio
keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering digunakan yaitu :
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage), dan Rasio Rentabilitas.
1.
Rasio
Likuiditas (Liquidity Rasio)
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban financial jangka pendek. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah
:
1.
Current
Ratio (Rasio Lancar)
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
current ratio dapat dihitung dengan rumus berikut :
Current
Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
2.
Quick
Ratio (Rasio Cepat)
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick
ratio dapat dihitung denga rumus berikut :
Quick
Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Utang Lancar
3.
Cash
Ratio
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank.
Cash Ratio dapat dihitung dengan rumus berikut :
Cash Ratio = Kas + Efek
Utang Lancar
2.
Rasio
Solvabilitas (Leverage)
Rasio
ini disebut juga Ratio Leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini menunjukan indikasi tingkat keamanan
dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun rasio yang tergabung dalam rasio
leverage adalah :
1.
Total
Debt to Equity Ratio (Rasio Utang terhadap Ekuitas)
Merupakan
perbandingan antara utang – utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri, serta kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus berikut:
Total
Debt to Equity Ratio = Total Utang
Modal
2.
Total
Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Utang terhadap Total Aktiva)
Rasio
ini merupakan perbandingan antara utang lancar dan utang jangka panjang dan
jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh utang. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus berikut :
Total
Debt to Total Asset Ratio = Total Utang
Total Aktiva
3. Rasio Rentabilitas
Rasio
ini disebut juga Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas
suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang dihasilkan laba tersebut.
Yang
termasuk dalam rasio ini adalah:
1.
Gross
Profit Margin (MarginLaba Kotor)
Merupakan
perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan
dengan tingkat penjualan. Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai
dari jumlah penjualan.
Rasio
ini dapat diukur dengan rumus berikut :
GPM
= Laba Kotor
Penjualan bersih
2.
Net
Profit Margin
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak lalu dibandingkan
dengan volume penjualan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus berikut :
NPM
= Laba Setelah Pajak
Penjualan bersih
3.
Return
On Asset
Juga
sering disebut sebagai rentabilitas
ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang
dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
RoA
= E B I T
Total Aktiva
4.
Return
On Equity
Sering
disebut dengan rate of return on Net
Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang
diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT. Rumus yang
digunakan adalah :
RoE
= E A T
Modal
Sendiri
5.
Return
On Investment
Merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang
akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan
untuk mengukur rasio ini adalah :
RoI
= E A T
Investasi